Putri dan suaminya muncul setelah
aku menekan bel rumahnya. Seperti biasanya, dia selalu tampil menawan. Selalu bisa
membuat dadaku berdesir.
Aku akui, aku sedikit kikuk
ketika Putri serta merta mencium pipiku di depan suaminya. Meskipun kami sering
melakukan hal yang lebih dari ini ketika suaminya tak ada di rumah.
Ya, aku lah yang mengisi
malam-malam sepinya ketika dia sendirian. Akulah yang menggantikan tugas
suaminya ketika suaminya jauh di tengah laut.
Joko, suami Putri yang pandai
memasak, akhirnya mempersilahkanku untuk masuk ke rumah.
“Ayo masuk mbak Nurul. Nanti
makanannya keburu dingin,” ucapnya sambil tersenyum.
Lalu kami semua masuk ke rumah.