1 Maret 2015
Awal Maret kita mulai perjalanan
dengan mengunjungi Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor menjadi destinasi wisata
yang saya pilih karena pertama: jaraknya tak begitu jauh dari Jakarta. Dan
kedua, di Bogor saya punya teman yang baik hati yang ikhlas meluangkan waktunya
menjadi tour guide selama saya di Bogor. Siapa tau, habis jalan-jalan bisa
mampir ke rumahnya untuk sekalian numpang makan siang gratis silaturahmi
Awalnya saya ke Bogor bersama
istri saya (bagi kalian yang mau pdkt, saya harus menjelaskan semuanya di awal
bahwa saya sudah menikah) ditemani dengan beberapa teman yang kebetulan tinggal
dan bekerja di daerah Jabodetabek.
Personil awal adalah Aka dan Nove
plus bayi kecil mereka Ahsan (mereka ga jadi ikut karena Ahsan lebih tertarik
berburu Nyambik. Reptil sejenis buaya tetapi berukuran lebih kecil.
Tidak-tidak, saya bercanda. Mereka tidak jadi ikut karena Ahsan agak kurang
enak badan). Abdul dan Indah (kebetulan dia sudah hamil muda. Yang hamil Indah,
bukan Abdul. Semoga bayinya sehat ya). Bayu si tukang foto yang sudah tidak diragukan
lagi kemampuannya. Ivan yang aslinya juga jago foto, tapi kali ini tugasnya
menjadi driver. Eko Pak dhe dan istri (juga ga jadi ikut karena mendadak istri
kurang enak badan). Akbar dan Norman (mereka bukan pasangan. Hanya saja tempat
mereka bekerja agak dekat. Sehingga berangkat bersama). Dan tentunya Okky,
teman saya yang akan jadi tour guide selama kita berada di Bogor.
07.00
Abdul dan istri sudah naik KRL
dari Palmerah menuju Bogor. Seharusnya saya dan yang lain berkumpul di stasiun
Duren Kalibata setengah jam kemudian. Dapat konfirmasi dari Aka dan Eko ga jadi
ikut. Alasannya sudah saya sebutkan di atas. Ivan, Bayu, Akbar dan Norman masih
belum bangun. Mereka belum bisa move on dari tempat tidur.
Tempat kos saya dengan meeting
point sangat dekat. Kepleset aja nyampe, karena saking dekatnya. Sehingga saya
berangkat ke meeting point menunggu konfirmasi dari Ivan dkk. Daripada saya
jamuran nunggu di stasiun, lebih baik saya mennggu di kos. Dan di sela-sela menunggu
saya sambi dengan mandi, sarapan dan menunggu istri dandan.
Kegiatan tunggu-menunggu ini
menghabiskan waktu yang cukup lama. dan di sela-sela itu, Abdul selalu
menanyakan dimana posisi saya. Maklum, Abdul sudah nyampe Bogor pagi banget.
Jawaban saya sangat gampang: menunggu Ivan dkk. Hahahaha
10.00
Saya sudah berada di stasiun
Duren Kalibata. Duduk manis dengan istri di bangku stasiun yang agak keras.
Sebagai informasi, kalau kalian ingin parkir sepeda motor di stasiun ini,
kalian wajib hukumnya memiliki e-ticket. Kalau kalian belum punya, kalian bisa
membuat langsung di loket stasiun.
Kira-kira setelah habis permen
se-emutan (gimana ya njelasinnya. Saya ngemut permen satu dan permennya habis. Begitulah
kira-kira), Ivan dan rombongan datang. Dengan muka tanpa dosa mereka cengangas-cengenges.
Untung saya orangnya sabar, jadi saya tidak marah.
Ada beberapa versi kenapa mereka
datang terlambat. Versi yang pertama, Ivan rempong dandan sebelum berangkat.
Versi yang kedua, Norman galau mau ikut apa enggak. Soalnya dia ga bawa baju
ganti. Sebetulnya masih ada beberapa versi lagi. Tapi sengaja tidak ditulis.
Maaf.
Tak berapa lama kemudian, KRL
tujuan Bogor tiba. Dan kami pun masuk ke gerbong yang cukup ramai. Kami semua
berdiri, karena kursi sudah dipenuhi oleh penumpang yang lain. Bogor, waiting
for us.
|
Suasana di dalam KRL. Foto take by: Bayu CW |
|
But, Let me take a selfie first. Foto take by: Bayu CW |
|
Ivan sedang ditelpon oleh Abdul. IYKWIM. Foto take by: Bayu CW |
11.00
Sekitar pukul 11.00 an, akhirnya
kami tiba di Bogor. Abdul dan Indah (istrinya) sudah bertemu dengan Okky. Dan mereka
menunggu kami di depan bank BJB. Kalau dari stasiun, keluar terus belok kiri.
Terus jalan kaki kurang lebih seratus meter. Tapi waktu itu saya tidak membawa alat
ukur, jadi saya kurang yakin tentang jarak dari stasiun ke bank BJB. Pokoknya
kalau jalan ga capek banget kok. Sebetulnya bisa sih pake HP menggunakan
aplikasi yang ada. Tapi waktu itu juga ga kepikiran. Jadi maaf kalau jaraknya
kurang tepat.
Seorang wanita dengan aksen sunda
yang kental memanggil-manggil nama kami. Ya dialah Okky. Tour guide yang akan
menemani kita seharian di Bogor. Di sebelahnya sudah ada Abdul dan Indah yang
sudah mulai berjamur menunggu kedatangan kami. Maaf ya gaes. Ya meskipun kami
terlambat, at least kita datang. Ada pepatah lebih baik terlambat daripada
tidak sama sekali. Ngeles mode: On.
Oke, mari kita keliling Bogor. Oh
iya, terima kasih papanya Okky yang sudah bersedia mengantar Okky dan
meminjamkan mobilnya.
Ivan mengemudikan si Kijang
dengan lihai. Sudah mirip sopir angkutan umum. Setelah berhaha-hihi, akhirnya
kita sampai di tujuan pertama kita: Kebun Raya Bogor. Dan dengan PD nya, kami
memarkirkan mobil di kawasan IPB. Dari IPB kita berjalan kaki menuju pintu
masuk Kebun Raya Bogor.
Setelah kita membayar Rp
14.000,00 kepada bapak-bapak yang ada di loket, kita diberi sebuah tiket masuk.
Dan di depan pintu masuk, seorang bapak-bapak berbadan tegap dan berkulit gelap
memeriksa tiket kami. Setelah kami berikan tiketnya, dia menyobek tiketnya,
lalu memberikan nya lagi ke kami. Waktu itu saya sudah naik pitam. Bagaimana
tidak? Kita beli tiket, trus ujung-ujungnya disobek. Untung waktu itu istri
saya menenangkan saya dan menyuruh saya memperbanyak istighfar. Akhirnya saya
tidak jadi marah. Karena saya baru ingat, saya orangnya sabar. *fiktif....
Bersambung...