Kamis, 19 Mei 2016

Pulang Malam

Cerita ini hanya fiksi belaka. Apabila ada kesamaan nama atu tokoh, itu hanya kebetulan semata.

“Akhirnya kelar juga”, gumamku dalam hati. Kulirik jam yang menempel angkuh di dinding, jarumnya yang pendek menunjuk angka 9. Jarumnya yang panjang menunjuk angka 1.

“Sudah makan belum bro?” tanya teman kantorku yang kebetulan belum pulang juga.

“Belum bro, nanti sekalian beli makan pas pulang ke kosan,” jawabku sambil mematikan komputer.

“Kamu sudah makan bro?” aku bertanya balik. Tapi taka ada jawaban.

“Cepet banget tu anak’” gumamku. Lalu aku bergegas menuju lift. Ketika menuju lift, aku melihat kamar mandi menyala, dan mendengar bunyi flushing toilet. Mungkin tadi anak ini terburu-buru kebelet pipis. Jadinya cepet banget.

“Aku tunggu di bawah ya bro,” sapaku ke dalam orang yang ada di toilet.

“Oke bro,” jawabnya.

Setelah itu, aku masuk lift menuju ke lantai dasar.

“Malam Pak Nasrul,” sapaku kepada Pak Nasrul, security yang sedang bertugas.

“Selamat malam Mas. Tumben Mas Adhit pulang malam?” tanya beliau ramah.

“Iya Pak, masih ada yang harus dikerjakan,” jawabku. Lalu aku duduk sambil menunggu Tito turun. Aku menunggu hingga lebih dari 30 menit, tapi Tito tak kunjung tururn.

“Lama bener Tito ini. Ngapain aja dia di kamar mandi,” kataku.

“Mas Adhit nunggu Mas Tito?”

“Iya Pak, tadi dia ke kamar mandi dulu. Lalu saya bilang saya tunggu di bawah,” jawabku.
“Maaf ya Mas Adhit. Seingat saya Mas Tito sudah keluar kantor dari tadi. Dia juga sempat menyapa saya,” ujar Pak Nasrul.

“Ah yang bener Pak. Lha tadi saya sempet ngobrol kok,” sanggahku tak percaya.

“Mas Adhit melihat wajahnya?” tanya Pak Nasrul.

“Ehmmmmm.” Setelah aku ingat-ingat. Aku tak melihat wajahnya. Hanya mendengar suaranya. Saat dia, atau seseorang yang mirip dia, menanyaiku aku sedang sibuk mematikan komputer. Dan saat di kamar mandi, aku jelas tidak bisa melihat wajahnya. Tapi….. Tapi suaranya aku hafal sekali. Bahwa itu adalah suara Tito.

“Hahaha. Mas Adhit dikerjain tuh,” ledek Pak Nasrul. “Saya juga sering kok,” ujar beliau sambil terkekeh.

“Ah masa sih. Sebentar, saya telepon Tito dulu.”

“Halo bro. Sorry malam-malam ganggu. Kamu ada dimana sekarang?” tanyaku.
“Aku sudah di kosan bro. ada apa?” tanyanya di seberang telepon.
“Oh, ga apa-apa. Okelah kalo begitu,” jawabku yang kemudian mematikan telepon.


Lalu, muncul tanda tanya besar di benakku. Jadi, yang dari tadi aku ajak bicara siapa?

Senin, 16 Mei 2016

Resep Keluarga Penggoyang Lidah: Sambel Tempe

Sambel Tempe Penggoyang Lidah
Dulu, saya sering menggerutu kalau diminta untuk membantu menyelesaikan pekerjaan di dapur. “Lha wong cah lanang kok dikongkon ngewangi masak (Cowok kok disuruh bantu masak),” gerutu saya. Meski pada akhirnya saya lakukan.

Beberapa tahun berlalu.

Hingga saat akhirnya saya hijrah ke Jakarta dan menyewa rumah kontrakan bersama teman-teman saya. Barulah hikmah sering membantu di dapur saya rasakan. Saya jadi tidak kagok ketika harus memasak sendiri demi menghemat uang jajan. Terima kasih Nek untuk ilmu nya.

Skill utama saya adalah membuat sambal. Meskipun belum bisa dikatakan enak, tetapi setidaknya sambal buatan saya selalu habis. Mungkin teman-teman saya yang giras. Entah

Salah satu sambal andalan saya adalah sambal tempe. Bahan dasarnya adalah cabai rawit, cabai merah, bawang putih dan tentunya tempe.

Cara membuatnya sangatlah mudah. Pertama kita goreng tempenya. Sambil menunggu tempe matang, kita haluskan cabai rawit, cabai merah dan bawang putih ditambah garam serta gula secukupnya. Tentang banyaknya cabai tergantung selera. Mau pedas? Ya tinggal tambahin lomboknya. Mau nikah? Ya harus ada pasangannya, ehh.

Setelah halus, tambahkan sedikit minyak panas. Lalu masukkan tempe yang sudah matang. Haluskan. Dan hasilnya seperti ini. This is it

This is it
Tertarik? Lets try this at home :)

Minggu, 15 Mei 2016

Mengisi Akhir Pekan Dengan Menggulung Kertas

Bingung akhir pekan mau ngapain? Yuk mencoba teknik quilling.

Sebelum membaca lebih jauh, sudah pada tahu belum quilling itu apa? Quilling adalah suatu seni menggulung kertas. Gulungan kertas tadi, dirangkai sedemikan rupa sehingga menghasilkan suatu karya seni.

Jika saya ingin mencobanya, apa yang harus saya siapaka?

Good question. Jika kalaian tertarik untuk mencobanya, kalian harus menyiapkan beberapa alat dan bahan berikut ini:
1.      Kertas
Tersedia di toko dengan ukuran dan warna sesuai selera. Tetapi harganya relative mahal. Atau kalian bisa menggunakan kertas apapun yang dipotong sendiri. Saya memakai kertas buffalo yang saya potong menggunakan paper shredder.
Sumber: Kertas Quilling
2.      Jarum quilling
Jarum quilling memiliki bentuk khusus, yaitu memiliki celah di ujungnya. Fungsinya untuk membuat gulungan. Alat ini tidak wajib, karena kita bisa menggantinya dengan yang lain. Tusuk gigi misalnya, yang kita belah ujungnya.
Sumber: Jarum Quilling
3.      Lem
Lem kertas berfungsi untuk merekatkan ujung gulungan. Dan juga berfungsi untuk merekatkan gulungan ke media yang akan kita gunakan.
Sumber: Lem Kertas
Simple bukan? Berikut ini hasil quilling buatan saya.
Hasil Quilling
Hasil Quilling
Hasil Quilling
Selamat Mencoba :)