Selasa, 24 September 2013

Hal-Hal Lucu Di Sekitar Kita

Jika kita perhatikan di sekitar kita, sangat banyak hal-hal yang membuat kita tertawa. Sehingga kita bisa melupakan sejenak masalah yang membebani kita. Dan membuat kita jadi lebih rileks.

Salah satunya adalah tingkah-polah manusia-manusia yang ikut dalam acara Opera Van Java. Sepertinya mereka semua adalah lulusa-lulusan Rumah Sakit Jiwa terkemuka. Karena tingkah mereka kocak banget. Aku selalu kejang-kejang jika melihat acara tersebut. Sebenarnya sih aku kejang-kejang bukan karena ketawa, hanya saja epilepsiku kambuh.

Ada lagi nih, orang yang ngaku Islam tapi ga sholat. Lucu banget deh. Bukannya sudah jelas kalo rukun Islam itu ada lima. Syahadat, sholat, zakat, puasa sama haji bagi yang mampu. Yang namanya rukun kan harus di jalanin.

“Mas-mas. Ngomongin diri sendiri ya?” tanya cewek dengan nada operator.

Hmmmm, jleb banget kata-kata mbak ini. Tapi lho, kok ada yang narasi selain aku. Naratornya satu aja ya, cukup aku.

Oke, balik lagi ke hal-hal yang lucu. Kejadian ini lupa kapan, tapi slalu bikin ketawa kalo di ingat-ingat. Oke berikut ini percakapannya.

“Kamu Islam apa,” tanya seorang

Just keep silent for a while. What kind of question. “Maap mas, saya ga denger,” kataku untuk memastikan aku ga salah denger.

“Kamu Islam apa?” katanya lagi. Aku ga salah denger. Dia bertanya seperti itu untuk yang kedua kalinya.

“Maksudnya Mas?”

“Maksudnya, kamu Islam Muhammadiyah atau Islam NU?,” katanya dengan nada yang menyebalkan.

Jedhaaarrr, sebilah pedang menusuk kalbuku. Eh, salah yah. Kalo jedhaaarr, harusnya sebuah kilat menyambarku. Kalo sebuah pedang menusuk kalbuku, harusnya sleeeebb. Gapapa lah, intinya pertanyaan tersebut amat sangat mengejutkanku.

“Lebay ah mas,” kata cewe-k operator tadi

“Mbak plis, naratornya aku saja. Emangnya mbak ga ada something-else-to-do kah?” kataku jengkel

“Iya deh iyaa,” lalu mbak-mbak operator itu pergi.

Kembali lagi ke soal Islam-apa?

“Lho, saya Islam aja Mas,” kataku dengan sopan.

“Lha iya, saya tahu sampeyan Islam. Tapi aliran Muhammadiyah atau NU?”

“Memangnya kenapa Mas? Ada yang salah kah?” tanyaku lebih sopan.

“Ga ada kok Mas, cuma pingin tahu aja”

Oke, percakapan tadi sebetulnya ga lucu. Tapi itulah kenyataan yang terjadi di tengah umat. Khususnya di Indonesia. Menurutku, NU dan Muhammadiyah hanyalah organisasi yang berbasis Islam. Dimana pokok yang diajarkan adalah konsep Tiada Ilah selain Allah. dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Memang ada sedikit perbedaan di antar keduanya. Meskipun begitu, perbedaan tersebut tidak sampai ke dalam ajaran pokok. Dan skali lagi, NU dan Muhammadyah itu hanyalah sebuah organisasi.

Seharusnya, kita sebagai umat Islam bisa menyikapi perbedaan ini dengan lebih bijaksana. dan tidak menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Jika kita mudah terpecah belah, tentu sangat merugikan diri kita sendiri.

Semoga, kita bisa bersatu kembali. Mengembalikan kejayaan Islam. Hal yang besar dimulai dari hal yang kecil. La hawla wala quwwata illa billah

Senin, 23 September 2013

Gara-Gara Muka

Dan gara-gara muka yang pasaran ini, saya pernah dikira orang Filipina. Iya sih, muka-muka orang Asia itu mirip-mirip. Tapi semirip-miripnya, saya tidak akan pernah dikira kalo aku adalah orang Korea, Jepang atau Cina.
Aku lupa kapan pengalaman ini terjadi. Yang saya ingat waktu itu malam hari sekitar selesai maghrib. Kemudian saat itu rambut saya lumayan gondrong. Berikut ini percakapan antara saya.
ME: *lagi asyik-asyiknya jalan sambil dengerin mp3
OF: “Helo pare (pare adalah bahasa Filipina. Artinya teman)”
ME: ”Yoiyoi, helo pare (mau jawab yoomaan. Tapi takutnya dia bukan anak pantai)”
OF: !&( *^*&% (^^%#@# ^&$# *@*@%! 

And you know what? He is speak tagalog. Filipino language. (bener ga yo tulisane?

ME: *Cuma meneng ga njawab 
OF: *&%$ !)& +_)(*!%~ _)&&# basketball?
Owh, dia sepertinya bertanya dimana lapangan basket. Atau apakah ada yang sedang bermain basket. Atau apalah, yang penting ada hubungannya dengan basket. Karena orang Filipina di sini doyan banget olah raga basket. Tapi saya belum pernah mendengar berita ada atlet basket ternama yang berasal dari Filipina. Atau mungkin saya yang sangat ketinggalan berita.
ME: "Sorry pare, I don’t know what you are talk about. Because I am Indonesian. And I cann’t speak tagalog,” lalu aku pasang senyum paling manis. Biar dia tidak salah tingkah. Tapi saya salah. Ternyata dia salah tingkah banget. Dia muter-muter sambil kejang-kejang di tanah. Habis itu dia ngejedot-jedotin kepalanya ke tembok. Enggak ding, dia cuma melongo saja.
OF: “oooh, sorry pare. I think you are a Filipino”
ME: “wala ang problema (bahasa Filipina. Artinya: tidak masalah)”
OF: “yeaaay, you can speak my language. wait a minute, i also canspeak your language. Good evening is... Ehmmm (dia mikir sampe keluar kayak asap-asap gitu) selamaat... ehhm.... Selamat pagiiii,” katanya dengan riang dan muka tanpa dosa.
ME: “Selamat malam pare,” kataku sambil tersenyum.
OF: “Yes yes, selamat malam. See you” 
ME: “See you” Lalu kami berpisah. Sebelum kami berpisah, kami bertukar nomer hape. Siapa tahu nanti malam diantara kita kesepian. Lumayan kan bisa nemenin malam-malam yang sepi. Tapi untungnya saya masih waras. Kita tidak pernah bertukar nomer hape. Adegan itu ga pernah ada

Ada sedikit bonus beberapa bahasa Filipina yang aku mengerti
Tidak masalah  : walaang problema
Selamat pagi    : magadang umaga
Terima kasih     : salamat
Ada juga beberapa kata yang hampir mirip dengan di Indonesia
Hidung : Ilung (bahasa jawa irung)
Laut : laut
Kanan : kanan
Lima : lima
Kapan-kapan aku kasih tau deh. Kalo kosa kataku sudah nambah.
Ini ceritaku, apa ceritamu?

 

Bonus foto nalikane sik alay

Minggu, 15 September 2013

Konco-konco SD

Alhamdulillah, lebaran kemarin bisa kumpul bersama teman-teman. Kami sudah berteman sejak Sekolah Dasar. Ini oleh-olehnya. Foto ini diambil di rumahnya Mangsur. hehehehehe


dari kiri ke kanan : Mangsur, Aku, Huda, Aziz, Kakam 




Selasa, 10 September 2013

Ketika Syahadat Menggetarkan Hatiku

Papua New Guinea
Syahadat merupakan Rukun Islam yang pertama. Yang terdiri dari dua kalimat yang berbunyi: Asyhadu an-laa ilaaha illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah). Wa asyhadu anna Muhammadan rosuulullah (Dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah). Dan apabila seseorang mengucapkan kalimat ini, maka dia secara resmi memeluk agama Islam.
Bagi, saya, yang konon merupakan muslim sejak saya lahir. Sudah familiar dengan bacaan syahadat. Paling sedikit, saya membaca syahadat 9 kali dalam sehari. Yaitu pada sholat-sholat fardhu. Belum lagi kalau kita melakukan sholat sunnah. Sudah pasti kita juga membaca syahadat dalam sholat sunnah tersebut.
Saya tidak pernah menyangka. Kalimat syahadat ini bisa memberikan efek yang luar biasa terhadap saya suatu saat nanti. Tubuh rasanya seperti tersengat aliran listrik beribu-ribu volt pada saat mendengarnya. Itu kayak gimana ya rasanya. Soalnya belum pernah tersengat listrik segitu. Hehehe. Intinya, efek dari kalimat syahadat tersebut dahsyat banget bro.
Kejadiannya baru tadi malem bro. Setelah sholat isya, seorang imam mengumumkan bahwa ada seorang muallaf. Sebetulnya muallaf yang mengganti namanya menjadi Abdurrahman setelah memeluk Islam, sudah mengucapkan syahadat kemarin. Tetapi, dia ingin mengulanginya lagi dan disaksikan para jamaah yang hadir. Dengan dibimbing imam tadi, Abdurrahman dengan mata berbinar, mengucapkan dua kalimat syahadat.
Aku yang kebetulan berada di shaf depan, hanya terdiam mendengarkan Abdurrahman mengucapkan ikrar untuk memeluk Islam. Aku hafal mati bacaan syahadat. Tapi setelah apa yang aku dengar, aku merasa sesuatu yang berbeda. Jantungku berdebar sangat kencang. Antara takjub dan rasa senang yang saling berkejaran satu sama lain.
Aku merasa waktu sejenak berhenti. Seolah-olah memberikan kesempatan kepadaku. Untuk menerjemahkan arti dari syahadat yang selama ini aku ucapkan. Tiba-tiba ada rasa panas di ujung mataku. Pandangan mataku sedikit kabur. Aku segera mengusap cairan yang akan tumpah dari mataku dengan lengan bajuku. Tengsin donk, masa wajah garang gampang nangis. Hehehe...
Setelah Abdurrahman mengucapkan dua syahadat, semua jamaah meneriakkan kata Allahu Akbar. Membuat hatiku semakin tersentak. Ya, benar. Tak ada tepuk tangan. Hanya teriakan Allahu Akbar. Yang menggema di dalam masjid. Membuatku kembali terhentak untuk kedua kalinya. Setelah itu, para jamaah menyalami Abdurrahman, dan memberikan kesiapan untuk membantunya memahami Islam lebih dalam.
Dari kejadian ini, bisa kita pelajari bahwa hidayah Allah bisa turun kepada siapapun. Bahwa sesungguhnya yang seperti sangatlah mudah bagi Allah. Allahu Akbar. Setelah peristiwa ini, rasa cinta saya terhadap Allah dan Rosulnya semakin bertambah. Kita sebagai generasi muslim. Harus bisa menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh alam.

Senin, 09 September 2013

Belajar Bahasa

Papua New Guinea, 9 September 2013

Bahasa merupakan salah satu cara yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Di Indonesia sendiri, memiliki berbagai macam bahasa yang merupakan kekayaan budaya Indonesia. Dimana tiap daerah memiliki bahasa masing-masing. Akan tetapi, bahasa nasional hanya satu: Bahasa Indonesia.

Oke, cukup basa-basinya masalah bahasa.

Did you ever heard about Motu Language? I guess a BIG no. Hehehe. Meskipun ada yang tahu, paling hanya sedikit. Oke, lets find out about Motu Language.

Kali ini saya akan mencoba berbagi informasi tentang bahasa dari Papua Nugini. Yep, suatu daerah yang berbatasan langsung dengan Irian Jaya. Mengapa Papua Nugini. Kok ga Bahasa Inggris aja? Atau mungkin  Jepang? Kalo ga gitu Korea? Menurut saya, bahasa-bahasa tersebut terlalu mainstream. Sudah banyak yang bisa. Coba kita bisa bahasa Papua Nugini. Keren kayaknya. Hahahaha

Sebenarnya saya bekerja di sini. Yap, bekerja. Orang-orang nyebutnya sih expatriat. Tapi itu hanyalah konotasi yang lebih halus dari TKI. Sebenarnya tak ada bedanya. Tak apa lah, sebentar lagi saya akan pulang ke Indonesia untuk membangun tanah kelahiran saya. Cieeeee...

Mari kita belajar sedikit bahasa Papua Nugini. Pada dasarnya, orang lokal di sini jago bahasa Inggris. Jadi sulit kalo nanya bahasa asli mereka. Tapi, kalo kita mau bertanya, mereka juga mau mengajari. Berikut ini beberapa kata yang biasa saya gunakan untuk menyapa penduduk lokal.
Daba Namona : Selamat Pagi
Dina Tubua Namona : Selamat Siang
Hanua Boi Namona : Selamat Malam
Oi Namo? : Bagaimana Kabarmu?
Lau Na Nomo : Aku Baik-Baik Saja
Davana Be Hida? : Berapa Harga Barang Ini?
Basiodurugu Dibamu? : Maukah Kamu Membantuku?
Dan Tak Lupa Salah Satu Kata Ajaib Yang Harus Kamu Tahu
Terima Kasih : Tanikiu

Karena terbukti, ketika kita mampu menguasai bahasa mereka, mereka memberikan respect lebih. Dan begitu pula sebaliknya. Ketika mereka bisa mengucapkan kata yang sama dalam bahasa Indonesia, aku selalu tersenyum lebar sebagai bentuk apresiasiku. Bahkan, sebagian dari mereka bisa mengucapkan Bahasa Jawa. Hehehehe Itu saja yang saya sampaikan kali ini.

Itu ceritaku, apa ceritamu?