Sebagai anak perantauan, menyewa
kamar kost adalah sebuah alternatif yang bisa dilakukan apabila belum mampu
membeli tempat tinggal.
Anggrek XII No 6C
Sebagai perantau di Jakarta, saya
sudah mengalami beberapa kali yang namanya pindah kost. Tempat kost yang
pertama adalah di daerah Karbela. Tempat ini lebih tepat disebut sebagai rumah
petak. Dimana di dalamnya terdapat 2 kamar tidur, satu ruang tamu dan 1 kamar
mandi. Tempat itu ditinggali oleh saya dan ketiga teman saya yang lain: Juned,
Zulham dan Deny. Waktu itu status saya bukan sebagai penghuni kost, lebih
tepatnya numpang nge kost di tempat mereka. Saya numpang di situ sekitar empat
bulan. Mulai Maret 2014. Dan Skitar bulan Agustus, kami memutuskan untuk
berpisah. Karena ketidaksesuaian paham. Waktu itu Juned memutuskan untuk
menikah, paham ini sangat bertentangan dengan saya, Zulham dan Deny. Karena
kami belum menikah. Selain itu, Deny juga menganut paham memakai celana dalam
itu bukanlah suatu keharusan. Bagi saya dan Zulham, memakai celana dalam adalah
suatu keharusan. Agar tidak terjadi peselisihan yang lebih besar, kami
memutuskan untuk berpisah. Juned menyewa rumah bersama istrinya. Deny lebih
memilih kost di sekitar Karbela yang memang lebih dekat dengan tempat kerjanya.
Sedangkan saya dan Zulham memutuskan pindah Ke Pasar Minggu yang juga lebih
dekat dengan tempat kerja kami.
Jalan Kemuning Dalam 4, RT 10 RW 6. Pejaten Timur, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan
Setelah dari Karbela, saya pindah
ke kontrakan di daerah Pasar Minggu. Saya pindah ke sini karena harga kontrakan
di sini lebih murah. Rumahnya juga lebih besar. Dan lebih dekat dengan tempat
kerja. Kontrakan ini saya tiggali bersama tiga orang teman saya yang lain:
Zulham, Rengga dan Ibnu.
Karena kontrakan ini lebih luas,
banyak teman yang silih berganti datang tiap akhir pekan. Malah ada yang hampir
setiap minggunya menghabiskan waktu di kontrakan kami. Diantaranya Bocin, Griwo
dan Ivan. Kadang Dyah dan Babun yang kosnya tidak begitu jauh mampir ke
kontrakan kami.
Kebersamaan kami harus berakhir
di penghujung Desember 2014. Saya pindah kost di daerah Duren Tiga.
Meskipun kami sudah tidak bersama
lagi, kami masih sering bermain bersama ketika akhir pekan. Sampai sekarang,
kontrakan itu masih mereka tempati. Hanya saja berubah komposisi penghuninya.
Ibnu sudah tidak tingggal di sana karena dipindahtugaskan ke daerah Jawa
Tengah. Dan Ivan yang melihat peluang untuk bisa bergabung di kontrakan ini
secepat kilat menghubungi Zulham. Seperti gayung bersambut, Zulham akhirnya
menerima Ivan sebagai penghuni baru.
DurenTiga. Jalan MHT Mesjid
Saya ga tahu apakah alamatnya
benar atau tidak. Tapi kalau di google maps, tertulis seperti. Di sini saya
tinggal bersama istri saya. Kurang lebih sekitar empat bulan, terhitung mulai
akhir Desember hingga akhir April 2015.
Jarak kantor saya dengan tempat
kost ini sangat dekat. Jika saya naik sepeda motor, tidak sampai sepenghisapan
rokok, saya sudah bisa sampai di kantor. Karena saking dekatnya, terkadang saya
bisa makan siang bersama istri.
Tetangga kos saya merupakan
orang-orang yang ramah. Ada mas Habib dan istrinya. Mas Habib ini adalah senior
saya ketika kuliah. Ada juga mas Resandi. Dia juga senior saya, satu angkatan
dengan Mas Habib. Ada juga Sam, dia teman satu laboraturium. Tapi kami
seumuran. Ada juga Mas Faisal yang tinggal di lantai dua. Dia juga seniorku
semasa kuliah. Karena sudah sering bertemu, jadi kami sudah akrab.
Istri saya juga memiliki beberapa
teman baru ketika kami tinggal di situ. Diantaranya adalah Mbak lulu (istri mas
Habib), Mpok Leha (penjaga tempat kos), Mak Cung (penjaga tempat kos), Bu Ayu
(penjual sayur di depan kos), Mbak Endang dan Mpok Lili (penjual gado-gado dan
rujak buah).
Karena keakraban kami, beberapa
tetangga juga sepertinya berat melepas kepergian kami. kalimat seperti berikut
ini terucap dari mereka.
“Jangan lupa sama yang di sini
ya,” Mak Cung.
“Sering main-mainlah kesini,”
lupa siapa yang bilang.
“Sido pindah ta? Sesuk ae lho,
wis bengi iki,” Mas Habib.
Terima kasih untuk semuanya. Maaf
ya kalo ada salah kata dan perbuatan. Dan terima kasih sudah dibantuin
angkat-angkat barang.
Jalan Kemuning 4. RT 12 RW 6 no 32A. Pejaten Timur, Pasar minggu,
Jakarta Selatan
Ini adalah alamat baru kontrakan
saya. Saya dan istri mulai tinggal di sini terhitung sejak Rabu tanggal 22
April 2015.
Kontrakannya lebih luas. Lebih sejuk
karena masih terdapat pohon-pohon di sekitar kontrakan kami. para tetangga baru
juga sangat ramah. Malah ada seorang tetanga yang rumahnya daerah Waru, Sidoarjo,
Jawa Timur. Which ic satu daerah dengan istri saya.
Semoga kami betah tinggal di
sini. Karena akan repot kalau mau pindahan lagi.
Bagi kalian yang mau menikmati
suasana riverside, bisa bertamu ke tempat kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar