Jumat, 31 Juli 2015

Bubur Ayam: Tak Kenal Maka Tak Sayang

Bubur ayam, adalah satu dari sekian banyak varian bubur yang ada di Indonesia. Bahan utamanya tentu saja adalah bubur yang terbuat dari beras yang dimasak dengan air yang banyak agar memiliki tekstur yang lembut dan agak berair. Bahan pendukungnya adalah irisan ayam yang didukung dengan kaldu ayam dan juga beberapa bumbu lainnya sebagai penambah cita rasa bubur ayam. Selain itu, bisa juga ditambahi dengan irisan seledri, taburan kacang kedelai dan topping kerupuk. Apabila masih kurang, bisa ditambah dengan telur puyuh dan sate ampela dan usus.

Bubur Ayam
Ada pameo yang mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Begitupun yang terjadi antar saya dan bubur ayam.
Awal perkenalan saya dengan bubur ayam adalah saat suatu pagi di Jakarta. Waktu itu saya berniat membeli sarapan di warteg sebelah tempat saya bekerja, entah mengapa waktu itu warteg nya masih tutup. Dan di sekitar situ hanya ada pedagang gorengan dan bubur ayam. Biasanya ada mie ayam, tetapi entah mengapa pedagangnya juga belum muncul.
Akhirnya saya membeli bubur ayam untuk menu sarapan saya hari itu.
Pedagang bubur ayam begitu cekatan saat menyiapkan pesanan saya. Tak berapa lama, pesanan saya sudah siap. Lalu saya bawa ke meja saya, untuk saya nikmati sambil melihat email, berita, kabar terbaru dan juga tak ketinggalan beberapa social media.
Awalanya saya ragu. Tetapi aroma dari bubur ayam yang berasal dari kaldunya, sangat menggoda saya untuk segera menyantapnya.
Ada rasa lembut dan gurih saat suapan pertama masuk kedalam mulut saya. Entah pada suapan ke berapa, saya mulai jatuh cinta dengan masakan ini.  Sehingga tak terasa, akhirnya saya sampai pada suapan terakhir.
Sehingga pagi-pagi selanjutnya, jika saya tidak sarapan di rumah, maka sudah hampir pasti pagi saya akan ditemani dengan bubur ayam.
Memang, tak kenal maka tak sayang itu benar adanya.

NB:
  1. Belilah porsi bubur ayam sesuai yang bisa kamu makan. Misal, jika kamu hanya bisa makan setengah porsi, jangan pesan satu porsi penuh. Karena sisanya pasti akan kamu buang. Dan itu tidak baik
  2. Beberapa pedagang biasanya menolak untuk pemesanan setengah porsi. Kamu bisa menyiasatinya dengan porsinya tetap setengah, tetapi kamu bayarnya full
  3. Memang, uang adalah milikmu, tapi sumber makanan adalah milik semua orang

10 komentar:

  1. Sama bang Yudha, aku awalnya juga begitu. Sebelum akhirnya cobain itupun karena awalnya di kasih gratis sama teman, rupanya enak kali apalagi ada suwiran/irisan ayam goreng gitu,, hehehe. salam pertemanan ya bang dari Kota Meda

    BalasHapus
  2. Sama-sama lae (bener ga bang akbar? hehehe)

    Mungkin ada blog nya yang bisa dikunjungi bisa dicantumkan di komentar
    Terima Kasih sudah berkunjung
    Salam pertemanan dari Pojokan Ruangan sebuah bangunan di Jakarta :)

    BalasHapus
  3. Bung Yudhpewe: Yang nagihin itu krenyes kacang kedelainya kuwi lhoooo. Maknyus tenaaaaaan... 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali Kang Arief. Yang pentingg giginya kuat buat ngunyah ga masalah. Hehehe
      Terima Kasih sudah mampir :)

      Hapus
  4. Wah memang betul tuh, kadang aroma kaldu ayam dalam kuah bubur ayam akan terasa sangat menggoda tatkala di waktu sarapan pagi, apalagi kalau dimakan setelah acara olahraga pagi, akan sangat mengenyangkan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tepat sekali. Cocok sebagai pemadam kelaparan.

      Terima kasih sudah mampir :)

      Hapus
  5. Ngeliat gambarnya aja udah ngiler :D

    BalasHapus
  6. Aku beli bubur karena murah 7000 saja. Lumayanlah bwt buruh

    BalasHapus