Kamis, 13 Agustus 2015

[Gagal] Dapat Uang 20 Juta



Malam itu saya rebahan di kamar sambil melihat acara di televisi. Tiba-tiba terdengar chant dari supporter Arsenal. Makin lama makin keras (tolong jangan berpikiran negatif). Saya baru sadar, itu adalah dering dari hp saya. Kontan saya segera berlari dan menerima panggilan itu. Dari layar terlihat nomor telepon dari orang yang belum saya kenal.
“Halo. Selamat malam,” sapa saya.
“Selamat malam Pak,” jawabnya. Suaranya sangat mirip seperti teman saya ketika mengerjai saya dengan nomor barunya. Jadi saya pikir itu teman saya.
“Selamat malam Pak. Enek opo bos?” (Selamat malam, Pak. Ada apa bos?).
“Maaf Pak, selamat malam. Saya dari GraPARI Pusat,” jawabnya.
Owalah, ini dari Telkomsel toh. Saya kira dari teman saya. Saya tahu ini pegawai Telkomsel odong-odong. Karena saya juga penah di telepon oleh telkomsel untuk survey kepuasan konsumen. Yang muncul di layar saya langsung ada nama Telkomsel. Bukan nomor telepon seperti seperti punya bapak yang menelepon saya.
“Oh iya Pak. Selamat malam. Ada apa ya pak malam-malam telepon?” tanya saya. Saya ingin sekali bilang, panggil saja mas, atau dik. Karena sepertinya bapak lebih tua dari saya. Tapi saya tidak  berani. Takut si bapak marah.
“Tadi pukul 3 sore, kami menayangkan iklan di ANTV yang mengumumkan 3 pelanggan Telkomsel yang beruntung mendapatkan uang 20 juta rupiah dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 60. Apa Bapak melihat?” tanyanya.
Seeetdah, panjang sekali narasinya. Suaranya dimirip-miripkan seperti mbak-mbak CS yang meluluhkan hati. Akan tetapi yang ini sangat kaku. Saya hampir tertawa ketika mendengar logatnya, akan tetapi saya tahan. Takut si bapak melihat saya.
“Wah maaf Pak. Tadi saya masih kerja. Ga sempat lihat televisi,” jawab saya.
“Nomor bapak terpilih sebagai pemenang. Selamat ya Pak,” katanya.
“Wah, terima kasih banyak Pak. Terus gimana Pak uang saya?” tanya saya.
“Kami akan mengirimkan uang bapak dengan cara mentransferkan uang bapak,” jawabnya.
“Ooooh, begitu ya Pak,” jawab saya.
“Bapak punya rekening bank apa? Agar saya bisa mentransfer uang bapak,” tanyanya.
“Wah, saya belum punya rekening Pak. Gimana dong Pak?” tanya saya.
“Oh, yasudah Pak. Nanti kalu sudah punya rekening di bank, tolong sms saya,” jawabnya. Lalu kemudian panggilan dihentikan.
Sebetulnya saya masih ingin bicara lebih lama dengan bapak-bapak ini. Lumayan untuk menemani saya di malam yang sepi. Karena waktu itu, istri saya sedang tidak berada di rumah. Tapi si bapak malah memilih mengakhiri panggilan ini. Huft.
Hilang kesempatan saya untuk mendapatkan uang 20 juta. Tapi saya selow. Biasa aja. Tidak terlalu shock. Karena menurut saya ini hanyalah salah satu modus penipuan berkedok menang undian. Jikapun memang saya benar-benar menang, berarti bukan rejeki saya.
Jika memang bapak tadi mau menipu saya, semoga bapak segera sadar. Segera kembali ke jalan yang benar. Kalau sudah berada di jalan yang benar, jangan lupa saya juga di ajak. Kaarena saya juga masih mencari jalan yang benar. Semoga saya dan bapak sama-sama diberi kesuksesan dunia akhirat.
Amin

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Uuuuuuwakeh iku mas. Umpomo aku oleh temenan. Kayk e wonge ngapusi. hahaha

      Hapus